Resident Evil: The Final Chapter sudah tayang sejak 25 Januari 2017 lalu. Sampai sekarang, film ini masih menjadi
box office di
berbagai negara dan kayaknya termasuk juga di Indonesia. Terbukti, mau
nonton saat hari kerja pun, bioskop tetap penuh. Yah, soalnya ini adalah
waralaba yang sudah lama banget malang melintang di bioskop. Diangkat
dari
game yang enggak kalah fenomenal dari filmnya, film waralaba
Resident Evil juga punya barisan penggemarnya sendiri. Meski jalan cerita di filmnya sama sekali beda sama
game-nya, karakter Alice berhasil menarik perhatian banyak orang.
Resident Evil: The Final Chapter adalah seri keenam dari
franchise Resident Evil,
sekaligus yang terakhir. Sebagai seri terakhir, film ini cukup sukses
dengan mencetak jumlah penonton yang fantastis. Bisa dikatakan Sony
sukses banget mempromosikan filmnya, mulai dari
trailer sampai
cuplikan film yang dirilis sampai kuis melawan Red Queen di Facebook,
semuanya berhasil bikin para penggemar film ini antusias. Sayangnya,
cuma sebatas itu aja keberhasilan film ini. Soalnya, patut Viki akui,
ceritanya agak maksa.
Lihat film ini, Viki jadi ingat waktu baca novel ketujuh
Harry Potter yang
juga merupakan novel terakhir dalam serinya. Kesan maksa yang sama Viki
temukan juga di film ini. Ada beberapa hal yang janggal yang sebetulnya
bisa dibuat lebih baik. Yah, lo bisa buktiin sendiri apakah analisis
Viki sesuai atau enggak. Akan tetapi, Viki ingatkan, sebaiknya lo nonton
dulu filmnya soalnya Viki bakal kasih
minorspoiler.
1. Washington DC kalah!
Yah,
mungkin namanya juga akhir dunia, jadi yang dikasih adalah kemungkinan
terburuk yang bisa dialami umat manusia. Namun, sayangnya, enggak
dijelaskan gimana Washington bisa kalah, mengingat seri keenam cuma
diakhiri dengan pemandangan Washington DC yang dikepung
biological weapon. Dan
lo tau siapa satu-satunya yang berhasil selamat? Jelas, Alice! Enggak
ngerti gimana caranya dia bisa selamat, pokoknya dia berhasil selamat
untuk mengakhiri film ini.
2. Motor canggih
Saat
lo berada di akhir dunia, lo pasti enggak kepikiran punya rumah, mobil,
apalagi motor canggih. Memang, sih, motor canggih itu punya Umbrella,
tetapi iklan terselubung ini maksa banget. Iya, Viki tau, kok, motor itu
dihadirkan di sana sebagai bagian dari kerja sama sponsor, soalnya itu
adalah motor terbaru dari salah satu produsen motor mewah. Sayangnya,
fakta bahwa produsen motor tersebut masih aktif bikin motor canggih saat
dunia memasuki fase kiamat malah bikin heran. Apa iya produsen asal
Jerman itu masih punya pabrik dengan peralatan lengkap dan pegawai yang
bisa meracik motornya? Soalnya, logonya jelas terpampang, sih. Jadi, ya,
memang agak maksa.
3. Para penyintas
Oke,
Red Queen bilang ada sekitar empat ribu penyintas yang masih hidup di
seluruh dunia. Dan penyintas terakhir ada di Raccoon City. Katanya, ada
banyak banget perempuan dan anak-anak di tempat para penyintas itu,
tetapi yang disorot cuma belasan orang. Yah, sebaiknya lo berpikir
positif aja. Mungkin mereka ada di tempat yang aman dan enggak
terjangkau kamera. Atau, tim produksinya memang merasa enggak perlu
menyewa terlalu banyak orang.
4. Penjelasan singkat
Disadari
atau enggak, semua orang di film ini melewatkan banyak banget
penjelasan. Claire ketemu Alice dan yang dikatakan cuma serangkaian
kalimat singkat, padat, dan jelas. Enggak apa-apa juga, sih, soalnya toh
sudah akhir dunia, buat apa basa-basi? Namun, bukan cuma itu. Lo bakal
menemukan penjelasan-penjelasan ‘maksa’ lainnya di sepanjang film,
apalagi mendekati akhir.
Mungkin film ini mau nunjukin bahwa seri
terakhir itu sudah enggak perlu lagi penjelasan yang panjang lebar. Akan
tetapi, justru penjelasan di awal malah panjang banget dan bakal bikin
lo bertanya-tanya, filmnya kapan mulai? Mungkin niatnya mau menyegarkan
ingatan lo lagi, ya. Atau biar yang enggak nonton film-film sebelumnya
masih bisa ngikutin film ini tanpa merasa bingung (?).
5. Red Queen yang manis
Ini
juga jadi satu hal yang agak maksa. Soalnya, setelah sekian lama lo
percaya Red Queen adalah komputer jahat yang sama jahatnya kayak VIKI di
I, Robot-nya Mz Will Smith, di film ini lo bakal kecewa. Red
Queen-nya jadi lebih imut-imut, lebih mirip anak cewek manis dari
keluarga orang kaya. Sementara, lo ingat Red Queen di film pertama, Viki
yakin waktu lo nonton film pertama dulu, lo pasti KZL banget sama Red
Queen yang sudah membunuh banyak banget orang dengan sistem keamanannya.
Di sini, enggak ada lagi Red Queen antagonis
ngeselin kayak di
film pertama. Selain itu, film ini juga sayangnya sama sekali enggak
menyinggung White Queen, seakan-akan White Queen enggak pernah ada.
Terlepas
dari semua hal janggal itu, sebetulnya Viki juga patut akui bahwa aksi
di film ini kece banget. Lo bakal deg-degan, menahan napas, sampai
geregetan lihat aksinya Alice melawan musuh-musuhnya. Akan tetapi, tetap
aja film ini alurnya buru-buru banget. Terlalu banyak penjelasan di
awal, ditambah lagi dengan aksi Alice melawan
biological weapon pertama
yang dia temui juga sebetulnya enggak penting, bikin sisa filmnya jadi
berjalan dengan buru-buru banget. Untuk mengakhiri sebuah film yang
sudah begitu sukses di pasaran,
Resident Evil: The Final Chapter sayangnya
melupakan aspek penting dalam film, yaitu alur yang enak diikuti. Film
ini enggak berhasil menghadirkan katarsis yang seharusnya ada di film
terakhir.
sumber : https://viral.kincir.com/geeky/5-kejanggalan-di-resident-evil-the-final-chapter
0 komentar:
Post a Comment